Lahan Gambut di Sumsel Mulai Terbakar

sentralberita | Palembang ~ Di tengah musim hujan, lahan gambut di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, terbakar, Kamis (11/2).

Kebakaran mulai terdeteksi pada Selasa (9/2) malam dan hingga Rabu sore, api masih membara. Belum ada laporan berapa luas lahan yang terbakar.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto mengatakan kebakaran lahan ini merupakan yang pertama terjadi pada 2021.

Lahan yang terbakar merupakan kawasan gambut dalam yang pernah terbakar parah pada 2019 lalu. Kebakaran ini terjadi di tengah musim hujan masih melanda kawasan Sumsel. Kawasan gambut dalam sulit dipadamkan karena menyimpan bahan bakar yang sangat banyak.

“Kita belum tahu sumber api dari mana sehingga menyebabkan lahan terbakar. Sampai saat ini api masih belum padam, belum ada update lagi karena tim di lapangan tidak bisa melaporkan situasi terkendala tidak ada sinyal,” ujar Ferdian, Kamis (11/2)

Dalam proses pemadaman, tim gabungan mengalami kendala karena akses masuk yang sulit sehingga kendaraan harus memutar terlebih dahulu ke kawasan Provinsi Jambi sebelum masuk ke lokasi terbakar.

Pihaknya saat ini masih terus melakukan patroli di kawasan rawan karhutla seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Ogan Ilir, dan Musi Banyuasin.

Pada musim hujan seperti ini, kemungkinan terjadinya karhutla akibat kekeringan sangat minim. Pihaknya belum bisa memastikan apakah ada oknum yang sengaja melakukan pembukaan lahan atau ada pemicu lain.

“Kondisi gambut saat ini masih basah, kita masih mendalami dan belum clear. Hanya catatan saja kalau Muara Medak tahun 2020 kan tidak ada kejadian, secara alami bahan bakaran akan menumpuk,” kata dia.

Dengan kejadian karhutla ini, pemerintah provinsi kemungkinan akan menetapkan siaga bencana lebih cepat pada Maret.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori berujar setelah siaga bencana ditetapkan maka pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan satgas akan lebih cepat.

Pihaknya pun sudah mengusulkan operasional armada helikopter water bombing dan keperluan teknik modifikasi bencana (TMC).

Dirinya berujar pada 2020 lahan seluas 946,33 hektare di 10 kabupaten kota di Sumsel terbakar. Kawasan yang paling banyak terbakar yakni di Ogan Komering Ilir seluas 531,03 hektare. Luasan ini jauh lebih rendah daripada luasan lahan terbakar pada 2019 yang mencapai 428.356 hektare.

“Pada 2020 tertolong karena kemarau basah sehingga lahan tidak sempat terbakar karena masih ada hujan pada musim kemarau,” ujar dia.

Ia pun mewanti-wanti karena April sudah masuk musim kemarau dengan puncaknya pada Juni-Juli tahun ini. Pencegahan harus segera dilakukan jauh sebelum musim kemarau terjadi.

Terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang Nandang Pangaribowo mengatakan memprediksi pada tahun ini cuaca akan berada dalam kondisi normal.

“Curah hujan enam bulan ke depan diperkirakan akan kembali normal seperti 10-30 tahun lalu. Namun tetap perlu upaya waspada dari stakeholder untuk mencegah potensi terjadinya karhutla,” kata Nandang.

(cnn/red)