Wagubsu Buka Pasar Keuangan Rakyat, OJK Dorong Inklusi Dan Literasi Keuangan

sentralberita|Medan~ Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan inklusi dan literasi keuangan, salah satunya melalui Pasar Keuangan Rakyat yang digelar di Lapangan Merdeka Medan 27-28 Oktober 2019.

Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah membuka acara tersebut ditandai dengan pemukulan gondang sembilan bersama Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Yusup Ansori, Direktur Pengawasan LJK OJK KR 5 Sumbagut Anthonius Ginting, Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumut Wiwiek Sisto Widayat, Plt Walikota Medan Akhyar Nasution, Bupati Sergai Soekirman dan Ketua Panitia I Made Suka selaku Pimpinan PT BRI (Persero], Tbk Kanwil Medan.

Wagubsu menyebut faktanya sekarang banyak yang belum mengenal jasa keuangan. Ini terbukti masih banyak masyarakat yang pinjam uang ke rentenir, khususnya masyarakat pedesaan yang jauh dari akses keuangan.

“Ke depan bagaimana masyarakat kita bisa mengenal lembaga keuangan dan jasa perbankan yang resmi,” kata Ijeck, panggilan akrab Wagubsu.

Ijeck mengakui memang sekarang sudah program perbankan yang menjangkau masyarakat kecil seperti simpanan pelajar, Laku Pandai dan KUR dengan bunga rendah 7 persen, namum realisasinya belum terlalu maksimal.

Untuk itu, Ijeck berharap kepada OJK dan Forum Komunikasi (Forkom) Industri Jasa Keuangan (IJK) bisa menjembatani apa yang bisa dibantu ke masyarakat Sumut. Ini sebagai upaya peningkatan industri jasa keuangan dan perbankan agar industri di masyarakat juga bangkit.

“Maunya kegiatan ini dibuat tiap tahun dan juga dibuat di daerah tingkat II,” kata Ijeck.

Menanggapi ini, Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Yusup Ansori mengatakan saat ini inklusi keuangan di Sumut sudah mencapai 75 persen lebih dan literasi keuangan juga sudah lebih dari 35 persen. Ini sudah melebihi target yang diminta pemerintah sesuai Peraturan Presiden (PP) nomor 82 tahun 2016 tentang strategi keuangan dimana target inklusi keuangan atau orang yang sudah menggunakan jasa keuangan sebesar 75 persen. Ada juga bulan inklusi keuangan tiap Oktober.

“Melalui pasar keuangan rakyat ini diharapkan inklusi dan literasi keuangan terus meningkat,” kata Yusup Ansori kepada wartawan di Lapangan Merdeka Medan.

Kegiatan dalam upaya mendorong inklusi dan literasi keuangan serentak dilakukan OJK di seluruh Indonesia, cuma caranya yang berbeda. Kalau di Sumut dalam bentuk Pasar Keuangan Rakyat.

Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat kepada wartawan menyebut peningkatan inklusi keuangan sejalan dengan dorongan BI terhadap Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). “Kalau inflasinya meningkat maka pemakaian dalam transaksi non tunai juga makin baik. Jadi bersinergi semuanya,” kata Wiwiek.

Acara itu diikuti pameran perbankan, industri jasa keuangan, termasuk Pegadaian, Bank Indonesia dan Pemko Medan.

Dalam kesempatan itu, penyerahan secara simbolis program sinergi akses keuangan dari BNI berupa KUR Tani sebesar Rp4 juta kepada Zainal Arifin dan perbankan lainnya.

Juga aksi CSR IJK dari Bank Sumut sebesar Rp265 juta kepada masjid kampus Politeknik Negeri Medan. Bank Syariah Mandiri memberikan Rp100 juta kepada pesantren modern di Titi Kuning. Bukopin memberi kursi ruang tunggu dan trash can ke SDN 060884.

Pegadaian memberikan beasiswa kepada mahasiswa USU Rp112,5 juta. BCA memberi Rp200 juta kepada mahasiswa USU. BRI memberi Rp100 juta kepada SLB Muzdalifah berupa alat terapi anak sekolah. BNI memberi bantuan ke Masjid dan Tahfiz Al Quran di Jalan Karya Tani Medan.(SB/wie)