Kejatisu Bangga Prestasi Muhammad Ja’far Hasibuan Harumkan Nama Indonesia
sentralberita|Medan~ Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut Fachruddin Siregar SH MH, didampingi Asisten Intelijen Leonard Simanjuntak SH.MH dan Kasipenkum Sumanggar Siagian,SH menerima audiensi Muhammad Jafar Hasibuan berhasil sabet medali emas dalam ajang China Sanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) dan WIIPA SPECIAL AWARD di CSITF di Sanghai, China yang digelar pada 16-26April 2019 di ruang kerja Kejatisumut Lt II Jenderal Besar A.H.Nasution No.1C,Pangkalan Medan Selasa.(25/7/19).
Kejatisumut bangga prestasi sangat luar biasa bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di level dunia dan mengundang berbagai pihak ikut serta mendukung anak Sumut seperti Ja’far harumkan negara support untuk masa depan.
Ja’far mengembangkan produk yang terbuat dari udang khas Pesisir Selatan Malaka yang di sana dikenal sebagai Udang Halus Kecil Segar yang berhabitat di bawah hutan bakau. Menurut Ja’far, di wilayahnya banyak terdapat udang jenis itu.
Inovasinya ini diberi nama sebagai Biofar Shrimp Skin Care. Menurut Ja’far inovasinya itu bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta luka di kulit.
“Uji coba pada manusia yang terkena luka benda tajam, secara positif dapat menyembuhkan rasa nyeri dalam dua jam,” kata Ja’far kepada ,Selasa (25/7/2019) siang.
Bukan tanpa alasan Ja’far menamai inovasinya dengan Biofar Shirimp Skin Care. Menurutnya, nama itu diambil dari penggalan nama tengahnya, yakni Ja’far. “Bio kan alami, far itu nama saya, kan Ja’far,” ujar dia.
Tidak Berbau
Karena terbuat dari bahan dasar udang, inovasi temuan Ja’far ini kerap disebut sebagi terasi. Namun begitu, Ja’far menolak inovasinya itu disebut sebagai terasi. Berbeda dengan terasi, yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, Ja’far lebih suka inovasinya disebut dengan Biofar.
“Jangan disebut terasi, nanti publik salah persepsi,” kata Ja’far.
Menurutnya, inovasinya itu merupakan campuran antara udang lokal di daerahnya (Udang Halus Segar) dengan garam. Ja’far sendiri tidak menceritakan kandungan zat apa di dalam udang itu yang berperan dalam menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Dia hanya menyampaikan bahwa inovasinya itu terinsipirasi dari temuan peneliti Institut Pertanian IPB tentang kulit udang,” kata Ja’far.
Inovasi Ja’far ini berbentuk serbuk dan pasta cair. Meskipun begitu, Ja’far mengaku bahwa olahannya itu tidak berbau. “Tidak berbau seperti terasi,” kata Ja’far.
Ja’far sendiri merahasiakan cara pengolahannya. Menurutnya produknya itu difermentasikan dengan teknik tertentu yang belum bisa dipublikasikan.
“Kalau pengolahannya kami rahasiakan,” tuturnya.
Harapan Kepada Pemerintah
Menurut Ja’far penggunaan Biofar itu bisa lewat luar atau pun dalam. Jika lewat luar bisa dioleskan ke sekitar luka, sedangkan jika lewat dalam dengan cara dicampur air terus diminum.
“Kalau dicampur air, ambil sesendok teh serbuk Biofar terus tuangkan ke air hangat sebanyak 200 milimeter,” kata Ja’far
Dia berharap inovasinya itu dapat didukung oleh pemerintah. Dia juga berencana untuk mempatenkan inovasinya itu supaya bisa bermanfaat bagi masyarakat.
“Ada dukungan dari Pak Presiden dalam waktu dekat mengundang ke Istana. Sudah Bertemu dengan Mensegneg,Mendikbud,Menristekdikti,Staf kepresidenan , Menpora,Gubsu,Kapoldasu lewat itu akan menghadap dengan Presiden RI di Istana sebelum mengadap ke Istana kordinasi dengan Kejatisumut katanya.
Ini (Biofar) bisa saya kembangkan,” kata Ja’far.Ia juga berharap jika inovasinya ini bisa berkembang, maka bisa memberi manfaat yang banyak bagi masyarakat dan bisa dipasarkan ke seluruh dunia.
“Kalau ini berkembang nanti, ini kan bisa dipasarkan ke seluruh belahan dunia. Otomatis kan ada manfaatnya kan,” ujarnya.(SB/01/rel)