Barang Dari Tiongkok Terbesar Masuk Sumut
sentralberita|Medan~Barang impor terbesar pada April 2019 adalah Tiongkok sebesar 106,49 juta dolar AS (25,51 persen), diikuti Singapura sebesar 49,87 juta dolar AS (11,95 persen) dan Malaysia sebesar 42,58 juta dolar AS (10,20 persen
“Tidak hanya barang, tapi nilai impor terbesar juga dari Tiongkok,” kata Syech Suhaimi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara kepada wartawan di kantornya, Rabu (`19/6/2019).
”Selama bulan April 2019, katanya, negara pemasok utama yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah Tiongkok sebesar 27,39 juta dolar AS (34,62 persen) dan Jepang sebesar 18,02 juta dolar AS (343,17 persen). Sedangkan yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah Argentina sebesar 14,49 juta dolar AS (-45,57 persen) dan Amerika Serikat sebesar 11,95 juta dolar AS (-40,87 persen).
Dari total nilai impor Sumatera Utara sebesar 417,41 juta dolar AS pada bulan April 2019, sebesar 165,89 juta dolar AS (39,74 persen) berasal dari Asia di luar ASEAN, sebesar 117,49 juta dolar AS (28,15 persen) berasal dari ASEAN dan sisanya berasal dari kawasan lainnya.
“Selama periode Januari – April 2019 kesepuluh negara asal utama tersebut memberikan peran sebesar 76,99 persen terhadap total nilai impor melalui Sumatera Utara,” ungkap Suhaimi. Sedangkan
sisanya sebesar 23,01 persen berasal dari negara lainnya. Nilai impor dari 10 negara utama mengalami penurunan sebesar 8,31 persen dibandingkan Januari – April 2018.
Ia menjelaskan nilai impor melalui Sumatera Utara bulan April 2019 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar 417,41 juta dolar AS atau naik sebesar 8,84 persen dibandingkan bulan Maret 2019 yang mencapai 383,51 juta dolar AS.
“Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami penurunan sebesar 8,44 persen,” kata Suhaimi.
Dari total impor Sumatera Utara pada April 2019 sebesar 417,41 juta dolar AS, impor bahan baku/penolong memberikan peran terbesar yaitu sebesar 77,96 persen dengan nilai 325,40 juta dolar AS, diikuti oleh impor barang modal sebesar 13,32 persen (55,58 juta dolar AS) dan impor barang konsumsi sebesar 8,73 persen (36,42 juta dolar AS). Nilai impor bulan April 2019 dibanding bulan Maret 2019, barang modal naik sebesar 13,01 persen, bahan baku/penolong naik sebesar 11,12 persen dan barang konsumsi naik sebesar 9,76 persen.
Nilai impor terbesar bulan April 2019 berasal dari golongan mesin-mesin/pesawat
mekanik (HS 84) sebesar 56,62 juta dolar AS diikuti bahan bakar mineral (HS 27) sebesar
46,47 juta dolar AS, plastik dan barang dari plastik (HS 39) sebesar 32,32 juta dolar AS. Dibandingkan bulan Maret 2019, nilai impor untuk sepuluh golongan barang (HS 2 dijit) pada bulan April 2019 mengalami kenaikan sebesar 21,08 juta dolar AS atau 8,10 persen. Sementara untuk golongan barang lainnya mengalami kenaikan sebesar 12,81 juta dolar AS atau 10,41 persen.
Jika dilihat perkembangannya terhadap periode Januari – April 2018, kenaikan impor
terbesar periode Januari – April 2019 terjadi pada golongan besi dan baja (HS 72) sebesar
14,69 juta dolar AS (24,91 persen), diikuti bahan kimia anorganik (HS 28) sebesar 11,12 juta dolar AS (10,73 persen) dan gandum-ganduman (HS 10) sebesar 9,76 juta dolar AS (17,10 persen). Penurunan nilai impor terjadi pada bahan bakar mineral (HS 27) sebesar 95,25 juta dolar AS (-36,14 persen) diikuti
golongan mesin/peralatan listrik (HS 85) sebesar 32,16 juta dolar AS (-24,00 persen) dan mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) sebesar 9,04 juta dolar AS (-4,29 persen).
Menurut Suhaimi, pada periode Januari – April 2019, nilai impor untuk sepuluh golongan barang utama turun sebesar 91,20 juta dolar AS (-7,97 persen) dibanding periode yang sama tahun 2018, sementara golongan barang lainnya turun sebesar 60,69 juta dolar AS (-10,78 persen). Peran impor untuk sepuluh
golongan barang pada periode Januari – April 2019 mencapai 67,71 persen, dengan peran
tertinggi berasal dari golongan mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) sebesar 12,96 persen diikuti golongan bahan bakar mineral (HS 27) sebesar 10,82 persen dan bahan kimia anorganik (HS 28) sebesar 7,38 persen.
Neraca Perdagangan Luar Negeri
Suhaimi menambahkan neraca perdagangan luar negeri Sumatera Utara bulan April 2019 mengalami surplus sebesar 189,70 juta dolar AS, turun 30,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai
274,69 juta dolar AS.
“Dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, neraca perdagangan luar negeri itu terjadi penurunan sebesar 32,41 persen,” jelas Suhaimi.
Dari 280,69 juta dolar AS pada bulan April 2018 menjadi 189,70 juta dolar AS di bulan April 2019. Surplus neraca perdagangan luar negeri Sumatera Utara dengan negara mitra utama selama bulan April 2019 berturut-turut adalah dengan Amerika Serikat,
senilai 20,55 juta dolar AS dengan Jepang, senilai 15,83 juta dolar AS dengan India, senilai 23,12 juta dolar AS dengan Belanda dan senilai 13,89 juta dolar AS dengan Kamboja.
Sedangkan defisit perdagangan luar negeri Sumatera Utara terjadi dengan Singapura sebesar 44,86 juta dolar AS, dengan Tiongkok sebesar 4,30 juta dolar AS, dengan Australia sebesar 22,18 juta dolar AS, dengan
Malaysia sebesar US$25,19 dan sebesar 16,40 juta dolar AS dengan Argentina. (SB/wie)