Djoko Santoso: Harus Ada Gerakan-Gerakan Selamatkan Indonesia
Sentralberita|Medan~Umat harus menyelamatkan Indonesia dengan melakukan gerakan-gerakan guna membangun pemahaman dan kesadaran atas berbagai persoalan yang terjadi saat ini.
Hal-hal yang dilakukan seperti melakukan konsolidasi nasional, melakukan revitalisasi nasional, meningkatkan kewaspadaan nasional, menerapkan ekonomi kerakyatan dan memilih pemimpin yang pancasilais.
Hal ini disampaikan Pembina Pra Kongres Boemipoetra Nusantara Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso pada Pra Kongres Pra Kongres Boemipoetra Nusantara, Selasa (11/9/2018) di Horel Garuda Plaza Medan dengan ketua panitia wilayah Sumut Dr. Ir Masri Sitanggang MP.
Dihadapan ribuan umat Islam dengan dihadiri tokoh-tokoh nasional, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan berbagai organisasi kepemudaaan (OKP) dan organisasi masyarakat (Ormas), Djoko Santoso membuka secara resmi dengan pemukulan gong yang ditandai dengan lagu “Ibu Pertiwi” yang cukup menyentuh perasaan peserta kongres, sehingga suasana hening dan begitu lagu berakhir tepuk tangan menghidupkan suasana gairah kembali.

Djoko Santoso yang akhir akhir ini menghiasi media massa karena menjadi Ketua Timses Pemenangan Prabowo-Sandi, mengungkapkan saat ini akan berlangsung Pilpres. Dua pasangan yang muncul Prabowo Subianto- Sandiaga Uno dan Jokowi-Ma,ruf Amin.
“Dua-dua pasangan ini harus kita hargai dan hormati, namun pak Jokowi sudah capek, sementara Prabowo mencintai bangsa ini, kita harus cerdas melihat dan menentukan pemimpin bangsa ini, sebaliknya jika kita tidak cerdas maka bangsa ini akan hancur dan bisa punah,”ujarnya.
Dalam mokoddimah pembukaan UUD 1945, mencerdaskan bangsa salah satu kebebasan berfikir dan perbedaan, karenanya harus cerdas bersikap tanpa bertentangan dengan hukum dan moral. 73 tahun telah menikmati kemerdekaan tapi jangan lupakan ratusan tahun merebut kemerdekaan.
Untuk mencapai cita-cita kemerdekaan, seluruh kekuatan harus melakukan gerakan-gerakan, karena siapa yang terjajah akan melakukan perlawanan.
Sementara Masri Sitanggang menyampaikan, Usia kemerdekaan 73 tahun selama rentang waktu kemerdekaan, ternyata masih banyak persoalan-persoalan yang perlu mendapat perhatian serius dari semua elemen masyarakat terutama persoalan keadilan dan kesejahteraan yang jsutru kian jauh dari cita-cita para founding fathers.
Hal ini, katanya tercermin dari penguasaan SDA yang hanya dinikmati oleh segelintir orang, dimana sebanyak 1 persen orang kaya Indonesia mengusai 46 oersen kekayaan Indonesia.
Selain itu, sumber-sumber penghiudupan yang strategis seperti energi, pangan, air, tanah dan finans telah dikuasai asing.Karena itu, kata Masri Sitanggang, Konres Boemipoetra bertajuk, pembukaan pendiri NKRI,boemipoetra pemilik NKRI dan boemipoetra pengusa NKRI”.
Tujuan kegiatan yang kita laksanakan, untuk mengungkap dan menegaskan kembali atas peran, hak dan kewajiban boemipoetra dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, menyikapi secara kritis dan konprehensif permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin tajam, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat luas bahwa boemipoetra merupakan pendiri, pemilik dan pengusa NKRI serta untuk mewujudkan kekuasaan boemipoetra Nusantara Indonesia pada setiap dimensi Astra Gtra nasional. (SB/01)