Dua Pekan Terakhir 4 Kali Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Polisi Segera Temukan Otak Penyerangan
Mantan menteri tenaga kerja yang akrab disapa Cak Imin mendesak aparat kepolisian bergerak cepat menemukan otak penyerangan. Sebab bila dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan dapat menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
“Kita tinggal di negara yang mengamini kemajemukan. Ada enam agama yang diakui di Indonesia. Jangan sampai simpul kebhinekaan rusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti ini,” ujar Cak Imin, Minggu (11/4) di Jakarta.
Diketahui, dalam dua pekan terakhir sudah terjadi empat kali penyerangan terhadap tokoh agama. Pertama dialami oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri (Mama Santiong). Korban dianiaya usai melakukan Salat Subuh pada 27 Januari 2018 lalu.
Selang beberapa hari, kasus kedua menimpa Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto di Bandung. Prawoto tewas usai dianiaya oleh seorang pria, pada Kamis (1/2) pagi.
Selanjutnya, kasus ketiga dialami oleh Biksu Mulyanto Nurhalim asal Desa Babat, Tangerang, Banten. Pada Sabtu, 10 Februari 2018, Nurhalim dipaksa menandatangani surat perjanjian supaya tak menggelar kegiatan peribadahan di desanya sendiri.
Lalu yang terakhir terjadi di Gereja Lidwina, Yogyakarta pada Minggu (11/2). Pelaku bernama Suliyono asal Banyuwangi, menyerang para jemaah dan pastor gereja dengan pedang. Akibatnya, enam jemaah luka-luka, termasuk Romo Prier dan seorang polisi.
“Ayo kita sama-sama menahan diri. Jangan termakan provokasi untuk curiga satu sama lain,” imbau Cak Imin (SB/mc)