Pengurus Masjid Kota Medan Bersama OIF UMSU Pastikan Arah Kiblat
Medan, (Sentralberita)- Pengurus masjid di Kota Medan memanfaatkan momen matahari tepat di atas Ka’bah Jumat (27/5) pukul 16.18 bersama Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) untuk memastikan kembali arah kiblat (Rashdul Kiblat) di markas OIF Kampus Pascasarjana UMSU Lantai 7 di Jalan Denai Medan.
Pada acara Rashdul Kiblat, OIF memberikan pemahaman kepada perwakilan pengurus masjid. Peristiwa ketika matahari berdeklinasi 21º 25’ yaitu sama dengan Lintang Ka’bah (21º25’) sehingga bayang-bayang suatu benda yang berdiri tegak lurus mengarah lurus ke Ka’bah, hal ini dimanfaatkan kaum muslimin untuk memastikan arah kiblat secara presisi.
“Alhamdulillah momen Rashdul Kiblat telah selesai dilaksanakan. Peristiwa ini diamati dan dilaksanakan bersama perwakilan pengurus masjid di Kota Medan,” kata Kepala OIF UMSU Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar usai acara itu.
Selain simulasi Rashdul Kiblat, tim OIF mempraktekkan alat-alat pengukur kiblat lainnya yaitu kompas kiblat RHI, theodolit dan mizwala. Tahun lalu OIF UMSU juga mengadakan kegiatan serupa yang juga dihadiri para pengurus masjid. Para peserta Rashdul Kiblat mengharapkan tempat-tempat umum dan hotel perlu melakukan akurasi arah kiblat.
Menurut Arwin, ini merupakan program kegiatan rutin OIF dengan mengundang pengurus masjid secara bergantian setiap tahunnya untuk memberi edukasi yang diharapkan ilmu ini dapat diamalkan dan dipraktekkan oleh para pengurus masjid.
Arwin mengatakan, sejauh yang diuji di OIF kemarin, tidak ada perubahan tetap sama seperti ukuran lalu yakni hasil pengukuran garis yang lalu (momen yang sama pada 2015) masih ada dan sama. Hal itu juga divalidasi dengan alat theodolit juga sama. Fenomena alam ini sama ketika diukur dengan alat-alat modern.
‘Persis di belahan bumi sejauh radius 90 derajat. Momen itu persis . Hasil fenomena alam matahari melintas di atas Ka’bah yang digunakan sebagai penentu arah kiblat pada pukul 16.18 kemarin hasilnya sama dengan momen tahun lalu meski menggunakan alat theodolit sebagai alat yang paling canggih,” katanya. (SB/01/Uac)