Ubun-ubun Bertanggung Jawab Atas Dusta dan Kebohongan
Sentralberita,Com- Selama ini para ilmuan tidak mengetahui dibagian otak mana pada manusia yang paling bertanggung jawab terhadap sebuah dusta atau kebohongan. Orang hanya tahu kalau dusta itu muncul dari sebuah ucapan, tapi tidak mengetahui kalau itu ada hubungannya dengan bagian tertentu dalam otak. Setelah melakukan penelitian, akhirnya para ilmuan menemukan sebuah kesimpulan, bahwa otak manusia bagian depan yang terletak pada ubun-ubun itulah yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya dusta atau kebohongan.
Kesimpulan ini sebenarnya tergolong sangat erat jika dibandingkan dengan apa yang sudah diisyaratkan oleh Allah SWT. Dalam firman-Nya Allah SWT menyebut nama bagian di otak tersebut dengan nama Nashiyah atau ubun-ubun.“(Yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka.”(QS. Al-‘Alaq:16)
Lalu bagaimana mungkin ubun-ubun disebut berdusta sedangkan ia tidak berbicara dan bagaimana mungkin ia disebut durhaka sedangkan ia tidak berbuat salah?
Dalam Islam ada beberapa hadis Nabi Muhammad SAW yang berbicara tentang ubun-ubun, seperti doa nabi Muhammad SAW: “Ya Allah sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-lakiMu dan anak hamba perempuanmu, ubun-ubun ku ada ditanganmu.”
Juga seperti doa nabi Muhammad SAW yang lain: “Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap sesuatu yang engkau pegang ubun-ubunnya.”
Terakhir adalah sabda nabi Muhammad SAW: “Kuda itu diikatkan kebaikan pada ubun-ubunnya hingga hari kiamat.”
Ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengendali perilaku manusia dan juga perilaku hewan. Allah pun telah berfirman yang artinya:
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang berdusta lagi durhaka.” (QS. Al-Alaq: 15-16)
Ubun-ubun adalah sebuah tulang yang melindungi salah satu cuping otak yang disebut Frontal lobe, yang di dalamya terdapat sebuah pusat neorotis yang berbeda dari segi tempat dan fungsinya. Lapisan dengan merupakan bagian terbesar dari Frontal lobe tugasnya terkait dengan pembentukan kepribadian individu, ia dianggap sebagai pusat tertinggi diantara pusat-pusat konsentrasi, berfikir dan memori. Ia memainkan peran yang terstruktur bagi kedalam sensasi individu dan ia memiliki pengaruh dalam menentukan inisiasi dan kognisi.
Lapisan ini berada tepat dibelakang dahi, maksudnya ia bersembunyi di dalam ubun-ubun, dengan demikian lapisan depan itulah yang mengarahkan sebagian tindakan manusia untuk menunjukan kepribadiannya seperti kejujuran dan kebohongan, kebenaran, kesalahan dan seterusnya. Bagian inilah yang membedakan diantara sifat-sifat tersebut, juga memotifasi seseorang untuk beinisiatif melakukan kebaikan atau kejahatan. Sedang Profesor mengajukan argumen atas mukjizat ilmiah ini dengan mengatakan informasi-informasi yang kita ketahui tentang fungsi otak itu belum pernah disebutkan sepanjang sejarah.
Dan kita tidak menemukannya sama sekali dalam buku-buku kedokteran, seandainya kita mengumpulkan semua buku pengobatan dimasa nabi SAW dan beberapa abad sesudahnya maka kita tidak menemukan keterangan apapun tentang fungsi Frontal lobe atau ubun-ubun. Pembicaraan tentangnya tidak ada kecuali dalam Al-Quran. Hal ini menunjukan bahwa hal ini adalah ilmu Allah yang pengetahuanNya meliputi segala sesuatu, dan membuktikan bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Pengetahuan tentang fungsi Frontal lobe dimulai pada tahun 1842, yaitu ketika salah seorang pekerja di Amerika tertusuk ubun-ubunnya lalu perihal tersebut mempengaruhi perilakunya tetapi tidak membahayakan fungsi tubuh yang lain, dari sini para dokter mulai mengetahui fungsi Frontal lobe dan hubungannya dengan perilaku seseorang. Para dokter sebelum ini meyakini bahwa ubun-ubun dari manusia ini adalah area bisu yang tidak memiliki fungsi.
Jadi siapa yang memberitahu nabi Muhammad SAW diantara seluruh umat di bumi ini tentang rahasia ubun-ubun tersebut? Itulah pengetahuan Allah yang tidak datang kepadanya kebatilan dari arah depan dan belakangnya, dan itu merupakan bukti dari Allah bahwa Al-Quran itu berasal dari sisiNya karena ia diturunkan dengan pengetahuan. (SB/MainBom/01)