BSM Kucurkan Gadai Emas Rp385 Miliar

Region Head Sumatera I Medan Bank Syariah Mandiri Ahmad Zailani didampingi Senior Vice President Corporate Secretary BSM Ahmad Reza Nasution foto bersama wartawan di Medan Kamis (17/10).

Sentralberita|Medan ~ Posisi September 2019, Bank Syariah Mandiri (BSM) Region I Medan mencakup Aceh, Sumut, Riau dan Kepri mengucurkan gadai emas sebanyak Rp385 miliar dan pertumbuhannya 4,5 persen (yoy).

Region Head Sumatera I Medan Bank Syariah Mandiri Ahmad Zailani kepada wartawan di Medan Kamis (17/10) mengatakan sampai Desember 2019 ini target gadai emas sebesar Rp550 miliar. “Kami optimis tercapai,” tegas Zailani. Saat itu, hadir Senior Vice President Corporate Secretary BSM Ahmad Reza Nasution.

Ia menyebut produk gadai emas bersama cicilan emas merupakan produk baru BSM yang menjadi fokus utama dikembangkan dengan tujuan membantu masyarakat dalam membutuhkan dana cepat dan berinvestasi.

Menurutnya, produk emas ini banyak disukai masyarakat. Jadi masyarakat umum yang bukan nasabah BSM juga dapat menggadaikan emas atau mencicil emas. Sebagai contoh, katanya, gadai emas Rp1 juta, biaya hanya Rp9.000-an per 15 hari. Namun gadai emas ini dibatasi sampai Rp250 juta sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jaminan emas tersimpan aman dan berkah sesuai syariah.

Untuk cicilan emas, buat menggapai masa depan dengan harga hari ini. Cicilan ringan, berkah dan sesuai syariah. Investasi emas dinilai cukup efektif karena bisa untuk persiapan hari tua, ibadah haji dan menjaga penurunan rupiah dari inflasi. “Masyarakat pingin punya emas tapi dana tak mencukupi maka bisa dicicil di BSM,” kata Zailani.

Cara cicil emas, uang muka (DP) 20 persen, angsurannya fix (tetap) sampai lunas dengan jangka waktu 1-5 tahun. Minimal 10 gram (Rp5 juta) dan maksimal 250 gram (Rp150 juta) dan angsurannya mulai Rp100.000-an “BSM inginkan 1 kg emas untuk satu family Indonesia,” ungkapnya.

Zailani mengatakan kinerja Region I Sumatera I Medan pertumbuhannya luar biasa. Sampai posisi September 2019, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 18,15 persen (yoy) atau mencapai Rp1,4 triliun. Pembiayaan juga tumbuh sekira Rp750 miliar (12,13 persen) yoy. Non Performing Financing (NPF) atau kredit bermasalah cukup rendah hanya 1,25 persen, turun dibanding posisi September 2018 sebesar 2,75 persen. NPF sendiri dikategorikan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet.
“Pembiayaan fokus di consumer dan NPF nya terus memengalami penurunan,” ungkap Zailani.

Senior Vice President Corporate Secretary BSM Ahmad Reza Nasution menambahkan potensi ekonomi syariah cukup besar di Indonesia. Saat ini market share syariah masih 5,6 persen. Total aset seluruh bank syariah di Indonesia mencapai Rp1.300 triliun, diantaranya aset BSM Rp100 triliun.

Dari sisi DPK, jelas Reza, market leadernya di BSM itu deposito, paling tinggi secara yoy. Intinya, kalau orang sudah mau masuk ke deposito berarti level banknya sangat tinggi.

Produk BSM cukup besar seperti mobile banking bisa gopay, ivo dan sebentar lagi super app. Mobile banking syariah memuat arah kiblat, hadist, masuk sholat sampai ada jus’ama dan Al-qurannya.
“Potensi Medan cukup bagus untuk produk syariah,” katanya.

Dengan mobile banking BSM, katanya, jika kartu ATM tertinggal sementara kita mau ambil uang maka melalui mobile banking di hp bisa ambil uang di ATM. “BSM lebih modern lagi untuk memenuhi kebutuhan,” ujarnya. (SB/wie)