Habibul Chair Tutup Usia, Olahraga Sumut Kehilangan Sosok Terbaik

sentralberita|Medan~Insan olahraga dan jurnalis Sumatera utara kehilangan satu sosok terbaiknya, setelah wartawan senior Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), Habibul Chair tutup usia 70 tahun di Rumah Sakit Haji Medan, Kamis (27/6) pukul 14.30 WIB. Almarhum meninggalkan seorang istri Syamsinar Nasution, 3 orang anak, 6 cucu, dan 1 cicit.

Habibul Chair diketahui menderita penyakit pasca operasi pengapuran di lutut kirinya pada 2016 silam. Setelah itu, almarhum kerap menjalani terapi. Terakhir almarhum menderita penyakit stroke ringan sebelum mengembuskan nafas terakhirnya. Alamat duka di Jalan Kutilang VII nomor 175 Peumanas Mandala.

Habibul sendiri memang kerap berjuang mengatasi penyakitnya beberapa bulan terakhir. Hal itu membuatnya lebih banyak dirawat di rumah dan rumah sakit. Meski demikian, kecintaan Habibul akan pekerjaannya sebagai redaktur olahraga di SIB terbilang sangat tinggi. Almarhum kerap berkomunikasi dengan staff redaksi lainnya perihal pekerjaan. Bahkan almarhum sempat mengucapkan kalimat akan kerinduannya kembali ke kantor untuk bekerja.

Mantan Ketua Umum PSMS periode 2015-2016, Dr Mahyono pun turut berduka. Baginya sosok Habibul bukanya hanya jurnalis yang pintar, lebih dari itu Habibul dikenal sebagai sosok yang mengayomi. “Kami sering bertukar pikiran saat saya di PSMS. Banyak arahan serta masukan dari almarhum yang saya terima waktu itu. Dedikasinya untuk olahraga terutama sepak bola sangat tinggi,” sebut dia.

Mahyono pun mengucapkan duka cita mendalam akan kepergian Habibul. “Pastinya turut berduka cita. Sepak bola di Sumut sangat kehilangan. Ya, semoga amal dan ibadah almarhum diterima Allah. semoga khusnul khotimah,” tambah Mahyono.

Sementara Ketua Siwo PWI Sumut, SR Hamonangan Panggabean mengatakan, insan olahraga Sumut pasti kehilangan sosok senior dalam diri Habibul Chair. Menurutnya, almarhum merupakan panutan karena mampu mengayomi para juniornya.

“Sumbangsihnya untuk olahraga jelas tak terbilang. Almarhum kan aktif di PSMS dan pengurus PSSI juga, selain nulis juga motret itu. Jadi, pastinya Siwo PWI sangat kehilangan lah,” tegasnya.

Monang pun mengaku sudah mengenal almarhum sejak tahun 90-an. “Pak Habibul sebagai wartawan cukup memberi warna untuk setiap karyanya. Kiprahnya di olahraga juga sudah sangat lama. Seingatnya saya 5 tahun belakangan ini almarhum tidak aktif di lapangan, setelah operasi pengapuran itu,” tutup Monang.(SB/01/rel)