Melalui Kelompok Tani “Sinergi Fajar Harapan”, Bank Indonesia Panen Perdana Kopi di Karo


Pjs Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Hilman Tisnawan, Wakil Bupati Karo Corry Sebayang dan pejabat lainnya melakukan panen perdana kopi di Desa Suka Mbayak, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo Rabu (13/2).

sentralberita|Tanah Karo~ Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara mengembangkan tanaman kopi di daerah Karo melalui demplot kopi yang dilakukan Kelompok Tani “Sinergi Fajar Harapan” di Desa Suka Mbayak, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo.

Panen perdana dilakukan Pjs Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Hilman Tisnawan bersama Wakil Bupati Karo Cory Sebayang, Direktur BI Sumut Andiwiana S, Kadis Perkebunan Sumut Herawati, Ketua Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan Armen Ginting, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan UMKM BI Sumut Demina Sitepu dan Taufan dari Starbucks. Mereka bersama petani di kelompok tani tersebut memanen buah kopi varitas komusti dari Jember di demplot kopi
Desa Suka Mbayak, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo Rabu (13/2).

Pjs Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Hilman Tisnawan mengatakan,panen perdana demplot budidaya dan simulasi proses pasca panen kopi.

Klaster kopi binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan Desa Suka Mbayak, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo.Kopi arabika varitas komasti, andungsari dan siagararutang.

.Kepala Dinas Perkebunan Sumut Ir Herawati mengatakan bantuan BI, pasti terbantu karena untuk mengembangkan tanaman perkebunan perlu kolaborasi dengan pihak lain seperti BI.

“Kita minta seharusnya bantuan demplot bukan ini saja, tapi bisa di daerah lain. Dengan adanya BI, bisa lebih baik lagi,” katanya.

Kondisi perkopian sekarang lagi meningkat, naik luas dan produksi. Petani sadar kalau kopi tidak perlu ada hilirisasi, bisa diolah sendiri.

Sementara kalau sawit harus ada pabrik dan tidak bisa diolah sendiri. Untuk tanaman kopi juga bisa tidak terlalu luas, cukup setengah hektar atau di bawah itu juga sudah bisa.

Total luas lahan kopi di Sumatera Utara saat ini mencapai 83.000 hektraar, diantaranya palingk banyak kopi arabika seluas 70.000 hektar.

Masa produksi dengan adanya penaung bisa sampai 25 tahun, sedangkan tanpa penaung hanya 15 tahun saja. Kopi arabika banyak terdapat daerah dataran tinggi seperti di Karo, Dairi, Simalungun, Taput, Humbahas, Tapsel dan Madina. Robusta banyak di daerah dataran rendah seperti Dairi dan Sipirok.

Petani selama ini memang sudah tahu tentang penaung itu, tapi tidak dilaksanakan dan sekarang mulai sadar. “Tanaman kopi dengan hasil maksimal dan masa produksinya lama harus pakai pelindung sesuai asal habitatnya yang tidak cocok dengan intensitas seratus persen matahari,” terangnya.

Menurut Herawati, arabika memang kopi spesial yg punya nilai tinggi, kadar kafeinnya tidak terlalu tinggi sehingga kalau dikonsumsi betul jadi sehat.

“Kami sarankan petani yang dapat bantuan supaya dapat dikembangkan dengan baik,” katanya.

Herawati menambahkan hambatan tanaman kopi karena keterbatasan areal. Untuk itu, tidak ada intensifikasi ektensifikasi. Sementara itu untuk hama sepanjang tahun ada. Jadi ada sekolah lapang tanaman kopi, yang lebih banyak juga menggunakan pupuk organik. Produktivitas kopi rata-rata 1,1 ton per hektar. (SB/wie)

2 thoughts on “Melalui Kelompok Tani “Sinergi Fajar Harapan”, Bank Indonesia Panen Perdana Kopi di Karo

  • November 7, 2023 pada 10:44 am
    Permalink

    260450 219267This really is one extremely intriguing post. I like the way you write and I will bookmark your blog to my favorites. 424188

  • Januari 17, 2024 pada 2:00 pm
    Permalink

    986925 373464Hey there! Good stuff, please maintain us posted when you post again something like that! 370450

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *